Home » » Iman dan Pengaruhnya Terhadap Pribadi

Iman dan Pengaruhnya Terhadap Pribadi


A. Pendahuluan
     Iman memiliki pengaruh signifikan dalam meluruskan kepribadian seseorang dan membersihkan dirinya dari kesyirikan dan dari kecenderungan pada kejahatan atau kekejian. Ia menjadi stimulus terkuat yang mendorong setiap individu untuk menjauhi berbagai bentuk perilaku mungkar, di samping menjadi motivator terbesar yang menggugahnya untuk memperbanyak berbagai macam kebaikan. Seorang mukmin sejati dengan demikian akan menjauhkan diri dari berbagai kenistaan dan dosa, sebab ia meyakini dengan keyakinan yang agung bahwa Allah Swt Maha Mengawasi dirinya dalam segala situasi dan kondisinya. Sebagaimana Firman Allah berikut:
وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ
Artinya: Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. (Q.S. al-Hadid/54: 4)

      Selain itu, seorang mukmin sejati juga meyakini bahwa Allah Swt mengetahui segala yang terjadi di semesta raya ini, termasuk apa yang bergejolak dalam diri manusia dan apa yang terkandung dalam pikirannya. ini sejalan dengan firman Allah dalam Q.S. Ali Imran/3: 5, al-Baqarah/2: 284, dan al-Mulk/67: 14.

Deskripsi. Dalam tulisan ini akan memfokuskan pembicaraannya tentang dasar-dasar Iman, yang meliputi pengertian, jenis-jenis Iman, fardhu dan kesempurnaan Iman, dan syarat-syarat Iman dan yang membinasakannya.

Tujuan. Agar setiap pribadi yang beriman mampu memahami, menjelaskan, dan memelihara serta melaksanakan hal-hal tersebut.

B. Pengertian Iman 
     Secara bahasa pengertian Iman dapat dirujuk kepada istilah tashdiq artinya membenarkan sesuatu sama ada yang dibenarkan itu nabi atau lainnya. Adapun definisi Iman menurut istilah adalah Keyakinan dan membenarkan nabi Muhammad Saw serta membenarkan tiap-tiap sesuatu yang dibawa olehnya daripada agama Islam. 
     
C. Macam-Macam Iman
     Dalam kitab Masail al-Muhtadi dijelaskan bahwa ada 2 (dua) macam Iman yang wajib diketahui oleh setiap muslim, yaitu;
1. Iman Mujmal
    Adapun  rukun Iman yang mujmal ialah percaya akan Allah dan firmannya, dan percaya akan rasul Allah dan sabdanya.

2. Iman Mufashshal
    Rukun Iman Mufashshal ada 6 (enam) perkara:
    a. Beriman kepada Allah
        Seseorang baru diakui keimanannya kepada Allah apabila ia telah mengetahui dan memahami         sifat-sifat yang wajib, mustahil, dan jaiz pada Allah disertai dengan dalil baik naqli atau 'aqli.
    b. Beriman kepada segala malaikat
        Dalam hal ini setiap muslim dituntut untuk mengetahui 10 (sepuluh) malaikat dan tugasnya             masing-masing. 
    c. Beriman kepada segala kitab
        Keabsahan Iman seseorang ditentukan juga oleh pengetahuannya tentang kitab-kitab Allah               secara global menurut pendapat jumhur ulama  
    d. Beriman kepada segala rasul
        Di sini setiap pribadi diwajibkan untuk mengetahui 25 rasul Allah, disamping meyakini jumlah mereka para rasul sebanyak 124.000 orang. Dan diwajibkan pula mengetahui sifat-sifat yang wajib, mustahil, dan jaiz pada mereka.  
    e. Beriman kepada hari kiamat
        Setiap insan diwajibkan mengetahui tentang hal-hal yang gaib.  
    f. Beriman kepada untung baik dan untung jahat itu daripada Allah.
       Adapun untung baik yaitu Iman dan Ta'at, sedangkan untung jahat adalah kufur dan maksiat.

D. Fardhu dan Kesempurnaan Iman
     Adapun fardhu dan kesemprnaan Iman ada 3 (tiga) perkara:
1. Mengikrarkan dengan lidah
2. Membenarkan dengan hati
3. Melaksanakan dengan anggota tubuh serta mengikuti ijmak sahabat empat dan imam empat yaitu:
    Imam Syafi'i, Imam Hanafi, Imam Maliki, dan Imam Hambali. 
     
E. Syarat-Syarat Iman dan Yang Membinasakannya
1. Syarat-Syarat Iman
    a. Cinta akan Allah
    b. Cinta akan segala malaikat
    c. Cinta akan kitab Allah
    d. Cinta akan segala nabi Allah
    e. Cinta akan segala wali Allah
    f.  Benci akan segala musuh Allah
    g. Takut akan azab Allah
    h. Harap akan rahmat Allah
     i. Mengagung-agungkan segala perintah Allah serta mengerjakannya
     j. Mengagung-agungkan segala larangan Allah serta menjauhinya.

2. Yang Membinasakan Iman
    a. Menduakan Allah
    b. Mengekalkan perbuatan dosa serta membolehkan mengerjakannya
    c. Membinasakan sesama makhluk dengan dhalim serta diringan-ringan hukum Allah
    d. Bermusuh-musuhan sesama Islam serta dendam di dalam hati
    e. Meringan-ringankan syari'at Allah
    f. Tiada takut hilang Imannya
    g. Menyerupai perbuatan kafir
    h. Putus asa daripada rahmat Allah
     i. Memakai pakaian kafir. seperti jubbah pendeta-pendeta nasrani.
     j. Memutuskan diri dari menghadap kiblat serta meringan-ringankan pada hatinya.

F. Kesimpulan
     Dari uraian di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa iman tidak hanya pada ucapan saja tanpa diiring dengan perbuatan serta ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan Iman. Manusia yang tertipu oleh dunia, tertawan oleh syahwat, akan lalai terhadap akhirat dan lupa terhadap Allah. Dalam hatinya tiada keyakinan sama sekali. sebab, kalbunya dipenuhi oleh kecenderungan terhadap sesuatu selain Allah. Jika kalbu ini terisi oleh rasa yakin kepada Allah, kondisinya akan berbeda. Karena keyakinan adalah cahaya di dalam hati, ketika caha tersebut terus berada di dalam kalbu, jiwa pun akan memiliki mata batin. kalbupun menjadi tenteram dengan merasakan keagungan Allah.

      Semoga tulisan ini mendapat ridha Allah dan menjadi ilmu pengetahuan awal bagi orang-orang yang baru belajar agama. Wallahu'alam.

_________________________________________
Referensi:
1. Masail al-Muhtadi
2. Terjemahan al-Qur'an
3. Muhammad Fauqi Hajjaj, Tashawwuf al-Islami wa al-Akhlaq, Mathba'ah al-Fajr al-Jadid.
4. Tuhfah al-Ragibin.

  


0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.