Home » » Dua Kalimah Syahadat

Dua Kalimah Syahadat

 A. Pendahuluan
     Islam merupakan agama dan metode dari Allah bagi kehidupan umat manusia dan tidak mungkin terwujud di muka bumi ini melainkan dengan usaha manusia sendiri menurut batas-batas kemampuannya sebagai manusia, serta sesuai dengan realitas materil kehidupannya dalam situasi dan kondisi yang bagaimanapun. sebagai seorang muslim, kita pertama-tama harus mewujudkan metode itu supaya bisa terbukti adanya sifat Islam bagi kita sendiri. Sebab pilar Islam yang pertama adalah penyaksian bahwa: kita bersaksi, tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah.
     Persaksian bahwa tiada tuhan yang berhak disembah selain Allah, maknanya adalah meng-Esakan Allah Swt dalam ke-TuhananNya, dan tidak mempersekutukanNya dengan siapapun dari makhlukNya, dalam sifat apapun juga yang menjadi sifat khas dari Allah. sedangkan pengakuan bahwa nabi Muhammad Saw adalah utusan Allah, makna yang paling jelas bahwa Islam yang dibawa oleh Muhammad Saw adalah dari Allah, dan dialah manhaj (metode) ciptaan Allah bagi kehidupan manusia. hanya metode ini satu-satunya yang harus kita wujudkan dalam kehidupan kita dan kehidupan umat manusia seluruhnya.
    Deskrepsi. Tulisan ini merupakan pembahasan awal rukun Islam. Dalam tulisan ini, akan dikupas tentang syahadat, fardhu syahadat, kesempurnaan syahadat, rukun syahadat, syarat sah syahadat, dan yang membinasakan syahadat.
   Tujuan. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan kepada muslimin baik remaja maupun dewasa pemahaman tentang dua kalimah syahadat. Dengan demikian umat Islam setelah membaca tulisan ini diharapkan mampu memahami dan menjelaskan tentang  syahadat, fardhu syahadat, kesempurnaan syahadat, rukun syahadat, syarat sah syahadat, dan yang membinasakan syahadat. Di samping itu, melalui tulisan ini, umat Islam juga diharapkan untuk dapat mengimplementasikan materi tersebut dalam aktifitas sehari-hari.
B. Kemuliaan dan Perumpamaan Syahadat
   Muhammad al-Hakim al-Tirmizi meriwayatkan dari Mu'adz ibn Jabal bahwa Rasulullah Saw. bersabda,"Tidaklah seseorang meninggal dalam kondisi bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan aku adalah utusanNya, dan kesaksian itu bersumber dari kalbu yang beriman, melainkan Allah pasti mengampuninya". (Fauzi Bahreisy, Tuhan, Kalbu, dan Iman, 2004: 184) 
      Hadis ini menjelaskan bahwa apabila seseorang mengucapkan dua kalimah syahadah saat kematian hendak tiba dalam keadaan ikhlas, lahir dan batinnya sejalan, maka Allah mengampuni dosanya.
      Perumpamaan kalimat syahadat yang diucapkan oleh seorang mukmin adalah seperti pohon yang rindang. Akarnya kokoh dan cabangnya menjulang ke langit. setiap waktu ia memberikan buah dengan izin Tuhannya. (Q.S. Ibrahim; 24-25)
C. Fardhu dan Kesempurnaan Syahadat
  Fardhu syahadat ada dua perkara, yaitu: 1) Mengucapkan dengan lisan, 2) Membenarkan dengan hati akan makna syahadat. Adapun kesempurnaan syahadat ada empat perkara, yakni: 1) Ilmu dengan dalil, 2). Mengucapkan dengan lisan, 3) Membenarkan dengan hati, 4) Yakin hati.
D. Rukun, Syarat Sah dan Yang membinasakan Syahadat
     a. Rukun syahadat         
       1. Mengisbatkan zat Allah         
       2. Mengisbatkan sifat Allah         
       3. Mengisbatkan perbuatan Allah         
       4. Mengisbatkan kebenaran Rasulullah Saw. 
     b. Syarat sah syahadat 
       1. Diketahui
                 2. Dikrarkan

                 3. Dibenarkan

                 4. Dilaksanakan.
     c. Yang membinasakan syahadat 
      1. Menduakan Allah
                2. Ragu hatinya

                3. Menyangkal dirinya daripada diciptakan oleh Allah

                4. Tiada diisbatkannya.
E. Kesimpulan
      Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa setiap muslim wajib mengetahui tentang hal-hal yang berkaitan dengan syahadat, karena tanpa pengetahuan tersebut keislaman seseorang tidak diakui oleh syara' atau Islamnya seseorang itu patut diragukan.
________________________________
 Referensi:
1. Depag RI, Terjemahan al-Qur'an
2. Masail al-Muhtadi Li Ikhwan al-Mubtadi
3. Abu Ahmad Wajih Fiddarain, Manhaj Islam; Keselarasan Agama Dengan Fitrah Manusia,                 Yogyakarta: Madani Pustaka Hikmah, 2002.
4. Fauzi Faisal Bahreisy, Tuhan, Kalbu, dan Iman; Menebar Aura Tauhid dalam Kehidupan,                   Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2004.











0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.